Rabu, 18 Februari 2015

Khutbah Jum'at : Perniagaan Yang Tak Akan Rugi

Oleh: KH. Muhammad Nasrullah Huda*

الخطبة الأولى
إنَّ الحَمْدَ لِلّه، نَحْمَدُهُ ونَسْتَعِينُهُ ونَسْتَغْفِرُه، نحمدُه – سبحانه – شَرَعَ الشَّرَائِعَ وأَحْكَمَ الأَحْكَامَ زماعًا، وخضَعَتْ لَهُ الأَكْوَانُ أَقْطَارًا وأَسْماعًا، اللّهم لَكَ الحمدُ بما خلَقْتَناَ وَهَدَيْتَنَا ورزَقْتَناَ، وبسَطْتَ أَمْنَناَ، وجَمَعْتَ كَلِمَتَناَ، وَوَحَّدْتَ صَفَّناَ، وَمِنْ كُلِّ مَا سَأَلْنَاكَ رَبَّنَا أَعْطَيْتَنَا، فَلَكَ الحمدُ والشُّكرُ يَترَى تِبَاعًا.
وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له أَبَانَ حُقُوْقَ الرُّعَاةَ والرَّعَايَا طاَعَةً واَسْتِمَاعًا، وتآلُفًا واجتِمَاعًا، وأشهدُ أنَّ نبيَّنا وَسَيِّدَناَ محمدًا عبدُ اللهِ ورسولُهُ أشرفُ دَاعٍ خُصَّ اتِّسَاءً واتِّباعًا،  اللَّهُمَّ صَلِّ وسلّم وبارك على سيّدنا ومولانا  محمّدٍ صلَّى الله عليه وعلى آله وصحبِه أَنْعِمْ بِهِمْ آلاً وأَكْرِمْ بِهِمْ صُحْبًا وَأَتْبَاعًا، والتَّابِعين وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإحْسَانٍ إلى يوم الدين، وسلّم تسليمًا مزيدًا.
أمّا بعد، فيا عباد الله:
أُوصِيكُمْ ونَفْسِي بالاِزْدِلاَفِ لِلْمَوْلَى – جَلَّ وَعَلاَ – بالشُّكْرِ عَلَى ما هَدَاكُمْ للإسلام، وأَوْلاَكُم مِنَ اْلفَضْلِ والإنْعَام، فَاتَّقُوهُ – تبارك وتعالى – حقَّ التّقوى في السِّرِّ والإعْلاَن، (يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ)  (الحشر: 18
Hadirin jamaah shalat jum’ah yang mulia
Dalam kesempatan yang berbahagia ini marilah kita senantiasa meningkatkan mutu dan kualitas keimanan kita kepada Allah SWT dengan berusaha semaksimal mungkin untuk selalu melaksanakan perintah Allah SWT sekuat tenaga kita dan bersungguh-sungguh dalam meninggalkan semua larangan Allah SWT, karena hanya dengan begitu kita akan meraih kebahagiaan yang hakiki baik di dunia maupun di akherat nanti.

Hadirin jamaah shalat jum’ah yang mulia
Dalam kehidupan  sehari-hari terutama dalam dunia bisnis, perniagaan menjadi sebuah daya tarik yang telah mengakar sejak perniagaan itu dikenal. Bermula dari kebutuhan dan saling bertukar kepemilikan benda, perniagaan tumbuh dan berkembang sedemikian rupa hingga sekarang. Tetapi perniagaan tetaplah sebuah perniagaan dimana terdapat  resiko kerugian di dalamnya, namun jika ada sebuah jaminan “tidak akan rugi”, sungguh merupakan daya tarik yang sangat besar sekali, terutama jaminan “tidak akan rugi” itu datang dari Allah SWT, Dzat yang tidak akan mengingkari janji, tentunya perniagaan tersebut menjadi sesuatu yang diidam-idamkan oleh setiap manusia.
Perniagaan dengan jaminan “tidak akan rugi” ini bukan perniagaan biasa tetapi sebuah perumpamaan sesuatu yang akan menjadikan apa yang kita investasikan membuahkan keuntungan yang luar biasa.
Al Qur’an telah mengajarkan kita bagaimana kita dapat memperoleh perniagaan dengan jaminan “tidak akan rugi” tersebut. Allah SWT berfirman dalam surah fathir ayat 29 – 30 :
إِنَّ الَّذِينَ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَأَنْفَقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا وَعَلَانِيَةً يَرْجُونَ تِجَارَةً لَنْ تَبُورَ (29) لِيُوَفِّيَهُمْ أُجُورَهُمْ وَيَزِيدَهُمْ مِنْ فَضْلِهِ إِنَّهُ غَفُورٌ شَكُورٌ (30
“Sesunguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah (al-quran), dan melaksanakan sholat dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepadanya dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perdagangan yang tidak akan rugi. (29) Agar Allah menyempurnakan pahalanya kepada mereka dan menambah karuniaNya. Sungguh Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri (30).”
Dalam 2 (dua) ayat diatas secara tegas Allah SWT menyebutkan bahwa ada 3 (tiga) perkara yang dapat dijadikan modal untuk memperoleh perniagaan dengan jaminan “tidak akan rugi” tersebut.
Pertama, الذين يتلون كتاب الله , orang-orang yang selalu membaca kitab Allah.
Dalam kitab tafsir al-Bahru al-Muhith disebutkan bahwa Mutharrif bin Abdullah, seorang Tabi’in yang lahir di masa Nabi SAW tetapi tidak sempat bersua dengan beliau berkata: bahwa maksud dari ayat ini adalah mereka yang melanggengkan membaca al-qur’an, mengikuti isi dari al-qur’an sekaligus mengamalkan maksud dan kandungan isi al-qur’an.
Membiasakan diri untuk selalu membaca al-qur’an adalah sebuah aktifitas yang dapat mendatangkan manfaat yang sangat besar. Diantaranya adalah mendapatkan kebaikan hingga berlipat ganda. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan at-Tirmidzi dari Abdullah bin Mas’ud Nabi SAW bersabda:
عن إبن مسعود قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم ) : مَنْ قَرَأ حَرْفاً مِنْ كِتاَبِ الله فَلَهُ حَسَنَةٌ والحَسَنةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهاَ ، لا أَقُولُ الم حرفٌ ، ولكن أَلِفٌ حَرْفٌ ، ولامٌ حَرْفٌ ، وَمِيْمٌ حرفٌ (رواه الترمذي
“Barangsiapa yang membaca satu huruf dari kitab Allah (al-Quran) maka dengan membaca itu ia mendapat satu kebaikan dan satu kebaikan akan diganjar dengan 10 kali lipat. Aku tidak berkata alif lam mim itu satu huruf tetapi alif satu huruf, lam satu huruf dan mim satu huruf”.
Membaca al-Qur’an juga akan mendatangkan nur (cahaya) di dunia dan sebagai investasi di akherat.
عن أبي ذرّ رضي الله عنه قال قلت : يا رسولَ الله أَوْصِنِي . قال :«عليكَ بتقوى الله ؛ فإنه رأسُ الأمرِ كلِّهِ» . قلتُ : يا رسولَ الله زِدْنِي . قال :«عليك بتلاوة القرآن ؛ فإنه نورٌ لك في الأرض ، وذُخْرٌ لك في السَّماء »
Dari Abi Dzar RA berkata: aku berkata: “Wahai Rosulullah berilah wasiat kepadaku,” Rosulullah SAW bersabda: “Hendaklah kamu bertaqwa kepada Allah karena itu adalah pokok dari segala urusan,” aku berkata: “Wahai Rosulullah tambahilah (wasiat) kepadaku,” Rosulullah SAW bersabda: “Hendaklah kamu membaca al-Qur’an, karena itu menjadi cahaya bagimu di bumi dan simpanan bagimu di langit.”
Sindiran bagi orang yang tidak gemar membaca al-Qur’an pernah disampaikan oleh Nabi SAW. Nabi SAW memberikan perumpamaan orang yang tidak gemar membaca al-Qur’an seperti rumah  rusak yang tidak layak huni. Na’udzu billahi min dzaalik.
عن ابن عباسٍ رضي الله عنهما ، قَالَ : قَالَ رسول الله – صلى الله عليه وسلم – : إنَّ الَّذِي لَيْسَ في جَوْفِهِ شَيْءٌ مِنَ القُرْآنِ كَالبَيْتِ الخَرِبِ
Dari Abdullah bin Abbas RA berkata bahwa Rosulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya (perumpamaan) seseorang yang tidak terdapat sedikitpun al-Qur’an dalam tenggorokannya adalah bagaikan rumah yang rusak.”
Hadirin jamaah shalat jum’ah yang mulia
Kedua, وأقاموا الصلاة  , orang-orang yang mendirikan shalat.
Shalat menjadi salah satu modal untuk mendapatkan perniagaan dengan jaminan “tidak akan rugi” karena kedudukan shalat bagi seorang mukmin adalah sebuah kebutuhan, bukan sebatas kewajiban. Shalat menjadi tolok ukur amal perbuatan yang lain. Ketika shalat seseorang baik di mata Allah SWT maka ia termasuk orang yang beruntung. Di dalam kitab Sunan at-Tirmidzi disebutkan sebuah hadits:
حَدَّثَني قَتادةُ عن الحسن عن حُرَيْب بن قُبَيْصَة قال : قَدِمْتُ المدينةَ فقلتُ اللّهم يَسِّرْ لي جَلِيْسًا صالحًا قال فجلستُ إلى أبي هريرةَ فقلتُ إنِّي سألتُ الله أَنْ يَرْزُقَنِي جَلِيسًا صالحًا فَحَدَّثَنِي بحديثٍ سَمِعْتُهُ من رسول الله صلى الله عليه و سلم لعلّ اللهَ أن يَنْفَعَنِي به فقال سمعتُ رسولَ الله صلى الله عليه و سلم يقول إنّ أوّلَ ما يُحَاسَبُ به العبدُ يومَ القيامة مِنْ عَمَلِه صَلاَتُهُ فَإِنْ صَلُحَتْ فقد أَفْلَحَ وأَنْجَحَ وَإِنْ فَسَدَتْ فقد خابَ وَخَسِرَ فَإِنْ اِنْتَقَصَ مِنْ فَريضَتِه شيءٌ قال الرَّبُّ عزّ و جلّ اُنْظُرُوا هَلْ لِعَبْدِي مِنْ تَطَوُّعٍ ؟ فيكمل بها ما اِنْتَقَصَ مِنَ الفريضة ثم يكون سائرُ عملِه على ذلك
Bercerita kepadaku Qatadah dari Hasan dari Huraib bin Qubaishoh bahwa dia berkata: “Aku ka na di kota Madinah lalu aku berdoa: Ya Allah mudahkanlah bagiku (untuk mendapatkan) teman yang saleh”, dia berkata: “lalu aku duduk menuju Abu Hurairah dan berucap: aku telah memohon kepada Allah agar diberikan teman yang saleh yang ka  menceritakan kepadaku hadits dari Rosulullah SAW (dengan harapan hal itu) dapat bermanfaat bagiku”, Abu Hurairah berkata: aku mendengar dari Rosulullah SAW beliau bersabda: “Sesungguhnya pertama kali amal yang dihisab dari seorang hamba kelak di hari kiamat adalah shalatnya, ketika (shalatnya) baik maka ia telah berbahagia dan beruntung, apabila shalatnya rusak maka ia celaka dan merugi, apabila ada yang kurang dari shalat fardlunya, Allah Azza wa Jalla berfirman (kepada para Malaikat); “Lihatlah apakah ada shalat sunnah yang pernah dilakukan? (jika iya) maka akan dapat menyempurnakan shalat fardlu yang kurang”, lalu seluruh amal perbuatan yang lain juga seperti itu.
Shalat merupakan wahana untuk berbisik-bisik (munajat) kepada Allah SWT. Ketika telah memenuhi syarat dan rukunnya lalu dilakukan dengan penuh penjiwaan makna (khusyuk) dan kondisi seperti ka nada dihadirkan dalam setiap aktifitas sehari-hari maka shalat akan mampu menghindarkan seseorang dari melakukan tindakan keji dan munkar. Hal inilah yang menjadi makna dari surah al-ankabut ayat 25. Ibnu Juraij, salah seorang ahli tafsir berkata di dalam kitab Tafsir al-Qurthuby:
العبد ما دام في صلاته لا يأتي فحشاء ولا منكرا، أي إن الصلاة تنهى ما دمت فيها
“Selama seseorang (saat melakukan aktifitasnya sama seperti) saat ia melakukan shalat (khusyuk, penuh penjiwaan makna, bahwa ia sedang bermunajat dan merasa selalu diawasi Allah SWT) niscaya ia tak akan pernah melakukan tindakan keji dan munkar.”
Hadirin jamaah shalat jum’ah yang mulia
Ketiga, وأنفقوا ممّا رزقناهم سرّاً وعلانيةً, dan mau menginfaqkan sebagian dari rizki yang telah Kami anugerahkan secara diam-diam dan terang-terangan. Infaq secara diam-diam adalah shodaqoh sunnah, sedangkan infaq secara terang-terangan adalah shodaqoh wajib (zakat).
Ayat ini mengajarkan kita untuk menjadi seorang mukmin yang dermawan dan memiliki kepedulian terhadap ka na. Sifat dermawan akan mampu memudahkan seseorang untuk mendapat kasih ka na Allah SWT, mendekatkan menuju ka n, disukai ka na dan menjauhkan dari neraka, sebaliknya sifat kikir akan menjauhkan seseorang dari kasih ka na Allah SWT, menjauhkan dari ka n, tidak disukai ka na dan mendekatkan kepada siksa neraka, bahkan seseorang yang kurang pengetahuan agamanya tetapi dermawan lebih disukai Allah SWT daripada seorang ahli ibadah tetapi kikir.
عن أبي هريرة رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم قالالَسَّخِيُّ قَرِيبٌ مِنَ الله، قريبٌ مِنَ الجَنَّة، قريبٌ مِنَ النَّاسِ، بَعِيدٌ مِنَ النَّارِ.وَالبَخِيلُ بَعِيدٌ مِنَ الله بَعِيدٌ مِنَ الجَنَّةِ، بَعِيدٌ مِنَ النَّاسِ، قَرِيبٌ مِنَ النَّارِ. وَالْجَاهِلُ الَسَّخِيُّ أَحَبُّ إِلَى اللهِ تعالى مِنْ عَابِدٍ بَخِيْلٍ
Harta yang diinfaqkan di jalan Allah SWT tidak akan menjadikannya berkurang, justru dengan begitu Allah SWT akan menjadikannya semakin berkembang. Allah SWT berfirman dalam surah al-Baqoroh ayat 276 :
يَمْحَقُ اللَّهُ الرِّبَا وَيُرْبِي الصَّدَقَاتِ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ كَفَّارٍ أَثِيمٍ 276
“Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran dan bergelimang dosa.”
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صلّى الله عليه وسلّم قَالَ: مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ وَ مَا زَادَ اللهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ اِلاَّ عِزًّا. وَ مَا تَوَاضَعَ اَحَدٌ ِللهِ اِلاَّ رَفَعَهُ اللهُ. مسلم
Dari Abu Hurairah dari Rasulullah SAW, beliau bersabda, “Harta itu tidak menjadi berkurang karena disedeqahkan, dan Allah tidak menambah bagi orang yang suka memaafkan melainkan kemuliaan, dan tidak ada seseorang yang merendahkan diri karena Allah melainkan Allah meninggikan derajatnya”. [HR. Muslim]
Hadirin jamaah shalat jum’ah yang mulia
Jika ketiga hal di atas dapat kita lakukan secara kontinyu dan penuh keikhlasan maka akan ada 2 (dua) manfaat yang akan diperoleh sebagai imbal balik atas apa yang telah kita lakukan;
Pertama, لِيُوَفِّيَهُمْ أُجُوْرَهُمْ , Allah akan menyempurnakan pahalanya kepada mereka. Ganjaran atas amal baik tersebut pasti akan diberikan oleh Allah SWT, dan Kedua, وَيَزِيدَهُمْ مِنْ فَضْلِهِ, dan Allah SWT akan menambah karuniaNya, ka nada bonus berupa fadhol (karunia) diluar ganjaran pokok.
Begitulah perumpamaan yang disampaikan al-Qur’an kepada kita, agar supaya kita termasuk orang-orang yang mampu mendapatkan perniagaan dengan jaminan “tidak akan rugi” tersebut. Amin Ya Robbal ‘Alamin.
باَرَكَ اللهُ لي ولَكُمْ في القرآن العَظيم, وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيآتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ, وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ الغَفُورُ الرَّحِيم , وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْن
الخطبة الثانية
اَلْحَمْدُ لله حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا اَمَرَ. اَشْهَدُ اَنْ لَا اِلَهَ اِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ اِرْغَامًا لِمَنْ جَحَدَ وَ كَفَرَ. وَ اَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ  وَحَبِيْبُهُ وَ خَلِيْلُهُ سَيِّدُ الِجنِّ وَالْإِنْسِ وَ الْبَشَرِ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ وَ بَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى اَلِهِ وَ اَصْحَابِهِ وَ سَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا
اَمَّا بَعْدُ، فَيَا عِبَادَ الله اِتَّقُوْا الله وَ اعْلَمُوْا اَنَّ الله يُحِبُّ مَكَارِمَ الْأُمُوْرِ وَ يَكْرَهُ سَفَاسِفَهَا يُحِبُّ مِنْ عِبَادِهِ اَنْ يَّكُوْنُوْا فِى تَكْمِيْلِ اِسْلَامِهِ وَ اِيْمَانِهِ وَ اِنَّهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الْفَاسِقِيْنَ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ وَ بَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى اَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ وَ سَلَّمْتَ وَ بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَ عَلَى اَلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ فِى الْعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
وَارْضَ الَّلهُمَّ عَنِ الخُلَفآءِ الرَّاشِدِيْنَ سَادَاتِنَا أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ. وَعَنْ سآئِرِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ وَتَابِعِيْهِمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن وَعَلَيْنَا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْن
 اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَ الْمُؤْمِنَاتِ وَ الْمُسْلِمِيْنَ وَ الْمُسْلِمَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَ الْأَمْوَاتِ اِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ وَ قَاضِيَ الْحَاجَاتِ ياربَّ العالمين. اَللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلاَمَ وَالمسْلِمِين وَأَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَالمشركين وَدَمِّرْ أَعْدآءَنَا أَعْدآءَ الدِّين
اللَّهُمَّ أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِنَا، اَللَّهُمَّ وَفِّقْهُمْ لِمَا فِيْهِ صَلَاحُهُمْ وَصَلَاحُ اْلإِسْلَامِ وَالْمُسْلِمِيْنَ، اَللَّهُمَّ أَعِنْهُمْ عَلَى الْقِيَامِ بِمَهَامِهِمْ كَمَا أَمَرْتَهُمْ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. اَللَّهُمَّ أَبْعِدْ عَنْهُمْ بِطَانَةَ السُّوْءِ وَالْمُفْسِدِيْنَ وَقَرِّبْ إِلَيْهِمْ أَهْلَ الْخَيْرِ وَالنَّاصِحِيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِ الْمُسْلِمِيْنَ فِيْ كُلِّ مَكَانٍ. اَللَّهُمَّ وَفِّقْ وُلَاةَ أُمُوْرِنَا لِمَا تُحِبُّهُ وَتَرْضَاهُ، اَللَّهُمَّ أَعِنْهُمْ عَلَى طَاعَتِكَ وَاهْدِهِمْ سَوَاءَ السَّبِيْلِ، اَللَّهُمَّ جَنِّبْهُمْ الْفِتَنَ مَاظَهَرَ مِنْهَا وَمَابَطَنَ، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
اَللَّهُمَّ آمِنَّا فِيْ أَوْطَانِنَا وَأَصْلِحْ أَئِمَّتَنَا وَوُلَاةَ أُمُوْرِنَا وَاجْعَلْ وِلَايَتَنَا فِيْ مَنْ خَافَكَ وَاتَّقَاكَ وَاتَّبَعَ رِضَاكَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. اَللَّهُمَّ وَفِّقْ وَلِيَّ أَمْرِنَا لِهُدَاكَ وَاجْعَلْ عَمَلَهُ فِيْ رِضَاكَ، وَارْزُقْهُ الْبِطَانَةَ الصَّالِحَةَ النَاصِحَةَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ
 اَللَّهُمَّ رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ اِذْهَدَيْتَنَا وَ هَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً اِنَّكَ اَنْتَ الْوَهَّابُ. رَبَّنَا لَا تَجْعَلْ فِى قُلُوْبَنَا غِلًّا لِلَّذِيْنَ اَمَنُوْا رَبَّنَا اِنَّكَ رَؤُوْفٌ رَّحِيْمٌ. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ اَزْوَاجِنَا وَ ذُرِّيَّتِنَا قُرَّةَ اَعْيُنٍ وَ اجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ اِمَامًا. رَبَّنَا اَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِى الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ
عِبَادَ الله! اِنَّ الله يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَ الْإِحْسَانِ وَ اِيْتَاءِ ذِى الْقُرْبَى وَ يَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَ الْمُنْكَرِ وَ الْبَغْىِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَّكَّرُوْنَ فَاذْكُرُوْا الله الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَ لَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرُ وَ اللهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ
*Sekretaris Lembaga Bahtsul Masail (LBM) NU Jawa Tengah

Sumber : www.NUjateng.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar