Khutbah I
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله الحمد لله الذ ي خـلـق الأنـسـان فى أحـســن تـقـويـم * وأنعـم علينـابنعـمة الأيمـان والأسـلام والـعـقـل الـســلـيـم * أشـهـد أن لأ اله الا الله وحده لا شـريك له ألـحـكـيـم الـعـلـيـم * وأشـهد أن محمدا عبـده ورسـوله بـالـمـؤ مـنـيـن الـرؤف الـرحـيـم* اللهـم صـل وسـلم وبارك على سـيد نامحمـد الـذي حـص بالـخـلـق الـعـظـيـم * وعلى ألـه وأصــحابه الـذيـن تـمـسـكـوا بالـديـن الـقـويـم * ومن تبعهم باحسان الى يوم لا يتنـفـع مال ولا بـنـون الا من أتى اللـه بـقـلـب سـلـيـم * أمـابعـد فيـا عبـادالله أوصــيكم واياي بتقـواالله الـعـزيـز الـحـلـيـم * تـدخلوا جـنـة الـنـعـيـم* مع الـذيـن أنـعـم اللـه عـلـيـهـم
Saudara saudara jama’ah Jum’ah Rahimakumullah,
Marilah kita tingkatkan taqwa kita kepada Allah, dengan taqwa yang sesungguhnya, dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala yang diarang-Nya, dalam suasana seperti apapun, sampai kapanpun dan dimanapun. Baik dalam suasana suka maupun duka, lapang maupun sempit, ramai maupun sepi, senantiasa bertaqwa dan tha’at kepada Allah Ta’ala, dengan harapan kita selalu mendapatkan rahmat dan anugerah, serta kebahagyaan dari Allah Ta’ala, sejak kehidupan di dunia ini sampai kelak di akhirat nanti, Amiin . Allah telah berfirman :
“Dan sesungguhnya Allah itu senantiasa menyertai orang orang yang bertaqwa dan berbuat kebajikan”.(QS.An Nahl 128).Kaum muslimin rahimakumullah……
Marilah sejenak kita renungkan bahwa kita diciptakan sebagai hamba Allah ini mempunyai kwajiban menghambakan diri kepada Allah Ta’ala. Karena kita sebagai makhluk yang mendapat karunia yang sangat besar dari Allah, yang tak pernah diberikan oleh Allah kepada makhluk lain, karunia terbesar itu adalah akal. Oleh karena anugerah akal inilah kita sebagai manusia menjadi makhuk paling mulya . Dan karena akal ini juga kita mempunyai kwajiban menghambakan diri kepada Allah Ta’ala. Seandainya kita tidak mendapat karunia akal tentu kita tidak diperintahkan memeuhi kwajiban penghambaan diri kepada Allah. Maka marilah kita jaga martabat kita sebagai makhluq yang paling mulya ini, jangan sampai kita kehilangan kemulyaan karena tidak menggunakan dengan semestinya. Allah berfirman :
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya ” (QS. Ath Thiin : 4).
Allah menciptakan kita sebagai makhluq yang paling mulia lantara wujud akal yang ada pada diri kita ini, maka harus kita jaga kemulyaan ini, berobah sedikit saja akal kita ini, atau bekurang, atau tidak utuh, tentu akan merendahkan derajat kemulyaan kita. Demikian pula akal kita kalau tidak lagi berperan dalam kehidupan diri kita ini, karena telah ditundukkan oleh nafsu, ini juga akan sangat merendahkan derajat kemanusiaan kita.
Kaum muslimin rahimakumullah……
Menurut Imam Al Ghazali makhluk Allah itu ada empat macam .
Tetapi sebaliknya hewan merupakan makhuk Allah yang tidak berakal, yang hanya mempunyai nafsu, sehingga apapun yang dilakukan hanya untuk memenuhi keinginan nafsu belaka. Tidak pernah mempedulikan baik buruk, benar salah, halal haram, hak bathil, ketika ingin makan ada makanan ya dimakan, karena hewan tidak memiliki akal melakukan apapun tak pernah ada tuntutan dari Allah.
Tetapi manusia yang akalnya sempurna, tentu akan dituntut untuk mempertanggung jawabkan atas tindakan apa yang diperbuatnya.
Kita disebut sebagai makhluk paling mulya mana kala hidup kita dipimpin oleh akal kita, tetapi sebaliknya manakala manusia dikuasai oleh nafsunya, tentu akalnya justru menjadi alat pendukung dan kendaraan bagi nafsunya. Sehingga apa yang dilakukan seluruh aktifitasnya hanya untuk memenuhi keinginan nafsunya.
Maka tak aneh jika kenyataan yang kita temukan dalam kehidupan ini orang yang tak pernah lagi memperdulikan baik buruk, benar salah, halal haram, hak bathil, yang penting terpenuhi keinginan, tercapai tujuan oleh karena dorongan nafsunya. Maka tak jarang justru dengan akalnya manusia lebih jahat, lebih ganas dan lebih buas dari pada binatang buas.
Sejahat jahat hewan ternak misalnya, makan tanaman orang, tak akan terjadi ia membawa pulang makanan curian untuk ditimbun dan disimpan dikandang.
Tetapi manusia dengan akalnya ternyata lebih jahat ketimbang hewan melata. Kalau mencuri sebanyak banyaknya sampai menyimpan buat anak cucu 7 turunan kalau bisa. Maka Allah berfirman :
“Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka),” (QS. Ath Thiin : 5).
Kaum muslimin rahimakumullah……
Manusia yang demikian ini karena telah lepas dari sifat insaniyahnya, hewan melata lebih mulia dari pada manusia ini sebagai mana fiman Allah tersebut di depan dikembalikan oleh Allah ke derajat yang paling hina.
Akan tetapi jika manusia dapat memenuhi sifat insaniyahnya, sebagai hamba yang menempatkan akal sebagai pemimpin dalam hidupnya, menunaikan sifat penghambaannya mengabdikan diri dan beribadah kepada Penciptanya, Allah Subhanahu wa Ta’ala, niscaya akan lebih mulia ketimbang para Malaikat.
Hidupnya penuh dengan kebahagiaan dan kemakmuran sebagai balasan atas amal shalih yang telah diperbuatnya, tentu karena didasarkan atas iman anugerah Allah oleh karena akal yang mendapat pentunjuk dan mampu menundukkan nafsunya. Sebagai mana firman Allah :
“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. An Nahl: 97).
Menurut firman Allah ini, dengan amal shalih yang di dasarkan atas iman, akan mendapat anugerah dari Allah kehidupan yang baik didunia ini, dan kelak masih akan mendapatkan balasan yang lebih baik dari pada apa yang telah diperbuat. Dengan akal kita tentu dapat mempertimbangkan dan memilih untuk menempuh jalan hidup yang akan tetap memposisikan kita sebagai makhluk termulia di dunia dan akhirat.
Kaum muslimin rahimakumullah……
Untuk itu marilah kita senantiasa menjaga nikmat karunia besar dari Allah, dengan senantiasa berupaya memenuhi sifat insaniyah menhambakan diri dengan beribadah kepada Allah Ta’ala. Dan juga menjauhkan diri dari segala sesuatu yang dilarang oleh Allah, untuk tidak dilakukan, karena hanya akan menyeret kita kelembah kehinaan. Dengan demikian insya Allah kita tetap pada derajat paling mulia, akan bahagia hidupnya dunia sampai akhirat serta senantiasa mendapat ridla dari Allah Ta’ala.
Khutbah Jum’ah Tsaniyah
الْحَمْدُ ِللهِ ، الْحَمْدُ ِللهِ حَقَّ حَمْدِهِ * أَشْهَدُ أَنْ لآ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ شَهَادَةَ عَبْدِهِ * وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْوَفِيُّ بِعَهْدِهِ * صَلَّـى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلهِ وَأَصْحَابِهِ مِنْ بَعْدِهِ * وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا * أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا اللهَ تَعَالَى * وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ تَعَالَى أَمَرَكُمْ أَمْرًا عَمِيْمًا * فَقَالَ جَلَّ جَلاَلُهُ: إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ. يَآأَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا * اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ سَيِّدِ الْمُرْسَلِيْنَ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَالتَّابِعِيْنَ * وَتَابِعِ التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنَ * وَارْحَمْنَا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ *
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ * وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ * إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُّجِيْبُ الدَّعَوَاتِ * اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ أَئِمَتَنَا وَأُمَّتَنَا وَقُضَاتَنَا وَعُلَمَاءَنَا وَفُقَهَاءَنَا وَمَشَايِخَنَا صَلاَحًا تَامًّا عَامًّا وَاجْعَلْنَا هُدَاةَ مُهْتَدِيْنَ * اَللَّهُمَّ اْنصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ * وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ الْمُسْلِمِيْنَ * أَللَّهُمَّ أَهْلِكْ أَعْدَاءَ الدِّيْنَ * وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِ الْمُؤْمِنِيْنَ * وَفُكَّ أَسْرَ الْمَأْسُوْرِيْنَ * وَفَرِّجْ عَنِ الْمَكْرُوْبِيْنَ * وَاقْـضِ الدَّيْنَ عَلَى الْمَدْيُوْنِيـْنَ * وَاكْتُبِ اللَّهُمَّ السَّلاَمَةَ عَلَيْنَا * وَعَلَى الْغُزَّاةِ وَالْمُجَاهِدِيْنَ وَالْمُسَافِرِيْنَ * إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ * اَللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلَاءَ * وَالْبَلاَءَ وَالْوَبَاءَ* وَاْلفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَة * وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ * مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ * مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً * وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً * إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ * رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بالإِيـْمَانِ* وَلاَ تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِّلَّذِيْنَ آمَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوْفٌ رَّحِيْم *
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِذِى اْلقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشَاءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْىِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ * وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْئَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ*
= KH. ABU ROIHAN =
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله الحمد لله الذ ي خـلـق الأنـسـان فى أحـســن تـقـويـم * وأنعـم علينـابنعـمة الأيمـان والأسـلام والـعـقـل الـســلـيـم * أشـهـد أن لأ اله الا الله وحده لا شـريك له ألـحـكـيـم الـعـلـيـم * وأشـهد أن محمدا عبـده ورسـوله بـالـمـؤ مـنـيـن الـرؤف الـرحـيـم* اللهـم صـل وسـلم وبارك على سـيد نامحمـد الـذي حـص بالـخـلـق الـعـظـيـم * وعلى ألـه وأصــحابه الـذيـن تـمـسـكـوا بالـديـن الـقـويـم * ومن تبعهم باحسان الى يوم لا يتنـفـع مال ولا بـنـون الا من أتى اللـه بـقـلـب سـلـيـم * أمـابعـد فيـا عبـادالله أوصــيكم واياي بتقـواالله الـعـزيـز الـحـلـيـم * تـدخلوا جـنـة الـنـعـيـم* مع الـذيـن أنـعـم اللـه عـلـيـهـم
Saudara saudara jama’ah Jum’ah Rahimakumullah,
Marilah kita tingkatkan taqwa kita kepada Allah, dengan taqwa yang sesungguhnya, dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala yang diarang-Nya, dalam suasana seperti apapun, sampai kapanpun dan dimanapun. Baik dalam suasana suka maupun duka, lapang maupun sempit, ramai maupun sepi, senantiasa bertaqwa dan tha’at kepada Allah Ta’ala, dengan harapan kita selalu mendapatkan rahmat dan anugerah, serta kebahagyaan dari Allah Ta’ala, sejak kehidupan di dunia ini sampai kelak di akhirat nanti, Amiin . Allah telah berfirman :
إِنَّ اللَّهَ مَعَ الَّذِينَ اتَّقَوْا وَالَّذِينَ هُمْ مُحْسِنُونَ
“Dan sesungguhnya Allah itu senantiasa menyertai orang orang yang bertaqwa dan berbuat kebajikan”.(QS.An Nahl 128).Kaum muslimin rahimakumullah……
Marilah sejenak kita renungkan bahwa kita diciptakan sebagai hamba Allah ini mempunyai kwajiban menghambakan diri kepada Allah Ta’ala. Karena kita sebagai makhluk yang mendapat karunia yang sangat besar dari Allah, yang tak pernah diberikan oleh Allah kepada makhluk lain, karunia terbesar itu adalah akal. Oleh karena anugerah akal inilah kita sebagai manusia menjadi makhuk paling mulya . Dan karena akal ini juga kita mempunyai kwajiban menghambakan diri kepada Allah Ta’ala. Seandainya kita tidak mendapat karunia akal tentu kita tidak diperintahkan memeuhi kwajiban penghambaan diri kepada Allah. Maka marilah kita jaga martabat kita sebagai makhluq yang paling mulya ini, jangan sampai kita kehilangan kemulyaan karena tidak menggunakan dengan semestinya. Allah berfirman :
لَقَدْ خَلَقْنَا الْأِنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ
Allah menciptakan kita sebagai makhluq yang paling mulia lantara wujud akal yang ada pada diri kita ini, maka harus kita jaga kemulyaan ini, berobah sedikit saja akal kita ini, atau bekurang, atau tidak utuh, tentu akan merendahkan derajat kemulyaan kita. Demikian pula akal kita kalau tidak lagi berperan dalam kehidupan diri kita ini, karena telah ditundukkan oleh nafsu, ini juga akan sangat merendahkan derajat kemanusiaan kita.
Kaum muslimin rahimakumullah……
Menurut Imam Al Ghazali makhluk Allah itu ada empat macam .
1. Makhluk yang hanya mendapat karunia akal saja, tidak dikaruniai nafsu , itulah para Malaikat.Sudah semestinya jika para Malaikat senantiasa aktifitasnya hanya beribadah kepada Allah saja, karena memang pada diri Malaikat tidak ada elemen nafsu, sehingga tidak ada keinginan apapun kecualai hanya penghambaan diri kepada Allah, taat patuh dan tunduk kepada semua perintah Allah.
2. Makhluk yang mendapat karunia akal, tetapi juga dikaruniai nafsu, itulah kita manusia.
3. Makhluk yang mendapat karunia nafsu saja, tetapi tidak dikaruniai akal , itulah hewan.
4. Makhluk yang tidak dikaruniai akal, dan tidak dikaruniai nafsu , itulah kayu , batu dan benda benda mati lainnya.
Tetapi sebaliknya hewan merupakan makhuk Allah yang tidak berakal, yang hanya mempunyai nafsu, sehingga apapun yang dilakukan hanya untuk memenuhi keinginan nafsu belaka. Tidak pernah mempedulikan baik buruk, benar salah, halal haram, hak bathil, ketika ingin makan ada makanan ya dimakan, karena hewan tidak memiliki akal melakukan apapun tak pernah ada tuntutan dari Allah.
Tetapi manusia yang akalnya sempurna, tentu akan dituntut untuk mempertanggung jawabkan atas tindakan apa yang diperbuatnya.
Kita disebut sebagai makhluk paling mulya mana kala hidup kita dipimpin oleh akal kita, tetapi sebaliknya manakala manusia dikuasai oleh nafsunya, tentu akalnya justru menjadi alat pendukung dan kendaraan bagi nafsunya. Sehingga apa yang dilakukan seluruh aktifitasnya hanya untuk memenuhi keinginan nafsunya.
Maka tak aneh jika kenyataan yang kita temukan dalam kehidupan ini orang yang tak pernah lagi memperdulikan baik buruk, benar salah, halal haram, hak bathil, yang penting terpenuhi keinginan, tercapai tujuan oleh karena dorongan nafsunya. Maka tak jarang justru dengan akalnya manusia lebih jahat, lebih ganas dan lebih buas dari pada binatang buas.
Sejahat jahat hewan ternak misalnya, makan tanaman orang, tak akan terjadi ia membawa pulang makanan curian untuk ditimbun dan disimpan dikandang.
Tetapi manusia dengan akalnya ternyata lebih jahat ketimbang hewan melata. Kalau mencuri sebanyak banyaknya sampai menyimpan buat anak cucu 7 turunan kalau bisa. Maka Allah berfirman :
ثمَّ رَدَدْنَاهُ أَسْفَلَ سَافِلِينَ
“Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka),” (QS. Ath Thiin : 5).
Kaum muslimin rahimakumullah……
Manusia yang demikian ini karena telah lepas dari sifat insaniyahnya, hewan melata lebih mulia dari pada manusia ini sebagai mana fiman Allah tersebut di depan dikembalikan oleh Allah ke derajat yang paling hina.
Akan tetapi jika manusia dapat memenuhi sifat insaniyahnya, sebagai hamba yang menempatkan akal sebagai pemimpin dalam hidupnya, menunaikan sifat penghambaannya mengabdikan diri dan beribadah kepada Penciptanya, Allah Subhanahu wa Ta’ala, niscaya akan lebih mulia ketimbang para Malaikat.
Hidupnya penuh dengan kebahagiaan dan kemakmuran sebagai balasan atas amal shalih yang telah diperbuatnya, tentu karena didasarkan atas iman anugerah Allah oleh karena akal yang mendapat pentunjuk dan mampu menundukkan nafsunya. Sebagai mana firman Allah :
مَنْ عَمِلَ صَالِحاً مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. An Nahl: 97).
Menurut firman Allah ini, dengan amal shalih yang di dasarkan atas iman, akan mendapat anugerah dari Allah kehidupan yang baik didunia ini, dan kelak masih akan mendapatkan balasan yang lebih baik dari pada apa yang telah diperbuat. Dengan akal kita tentu dapat mempertimbangkan dan memilih untuk menempuh jalan hidup yang akan tetap memposisikan kita sebagai makhluk termulia di dunia dan akhirat.
Kaum muslimin rahimakumullah……
Untuk itu marilah kita senantiasa menjaga nikmat karunia besar dari Allah, dengan senantiasa berupaya memenuhi sifat insaniyah menhambakan diri dengan beribadah kepada Allah Ta’ala. Dan juga menjauhkan diri dari segala sesuatu yang dilarang oleh Allah, untuk tidak dilakukan, karena hanya akan menyeret kita kelembah kehinaan. Dengan demikian insya Allah kita tetap pada derajat paling mulia, akan bahagia hidupnya dunia sampai akhirat serta senantiasa mendapat ridla dari Allah Ta’ala.
. جَعَلَناَ اللهُ وَإِيَّاكُمْ مِنَ الْفَا ئِزِيْنَ اْلأَمِنِيْنِ$ وَأَدْخَلَـنَا وَإِيَّاكُمْ فِي زُمْـرَةِ عِبَادِهِ الصَّالِحِيْنَ$ وَقُلْ رَبِّ اْغفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّحِمِيْنَ$
Khutbah Jum’ah Tsaniyah
الْحَمْدُ ِللهِ ، الْحَمْدُ ِللهِ حَقَّ حَمْدِهِ * أَشْهَدُ أَنْ لآ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ شَهَادَةَ عَبْدِهِ * وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْوَفِيُّ بِعَهْدِهِ * صَلَّـى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلهِ وَأَصْحَابِهِ مِنْ بَعْدِهِ * وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا * أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا اللهَ تَعَالَى * وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ تَعَالَى أَمَرَكُمْ أَمْرًا عَمِيْمًا * فَقَالَ جَلَّ جَلاَلُهُ: إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ. يَآأَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا * اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ سَيِّدِ الْمُرْسَلِيْنَ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَالتَّابِعِيْنَ * وَتَابِعِ التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنَ * وَارْحَمْنَا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ *
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ * وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ * إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُّجِيْبُ الدَّعَوَاتِ * اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ أَئِمَتَنَا وَأُمَّتَنَا وَقُضَاتَنَا وَعُلَمَاءَنَا وَفُقَهَاءَنَا وَمَشَايِخَنَا صَلاَحًا تَامًّا عَامًّا وَاجْعَلْنَا هُدَاةَ مُهْتَدِيْنَ * اَللَّهُمَّ اْنصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ * وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ الْمُسْلِمِيْنَ * أَللَّهُمَّ أَهْلِكْ أَعْدَاءَ الدِّيْنَ * وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِ الْمُؤْمِنِيْنَ * وَفُكَّ أَسْرَ الْمَأْسُوْرِيْنَ * وَفَرِّجْ عَنِ الْمَكْرُوْبِيْنَ * وَاقْـضِ الدَّيْنَ عَلَى الْمَدْيُوْنِيـْنَ * وَاكْتُبِ اللَّهُمَّ السَّلاَمَةَ عَلَيْنَا * وَعَلَى الْغُزَّاةِ وَالْمُجَاهِدِيْنَ وَالْمُسَافِرِيْنَ * إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ * اَللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلَاءَ * وَالْبَلاَءَ وَالْوَبَاءَ* وَاْلفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَة * وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ * مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ * مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً * وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً * إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ * رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بالإِيـْمَانِ* وَلاَ تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِّلَّذِيْنَ آمَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوْفٌ رَّحِيْم *
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِذِى اْلقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشَاءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْىِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ * وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْئَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ*
= KH. ABU ROIHAN =
Tidak ada komentar:
Posting Komentar